- Home>
Posted by : Unknown
Kamis, 14 Januari 2016
Van Gaal Pernah Lakukan Tendangan Karate ala Cantona
MANCHESTER – Pelatih Manchester United, Louis
van Gaal, ternyata pernah juga melakukan tendangan karate layaknya yang
dilakukan oleh legenda United Eric Cantona. Hal itu dia lakukan pada
saat masih melatih Ajax Amsterdam.
Pada 1995 Van Gaal membawa Ajax melaju hingga ke babak final Liga Champions. Pada laga melawan AC Milan tersebut, ada satu momen yang membuatnya kesal yakni keputusan wasit yang tak memberikan penalti untuk timnya setelah Jari Litmanen dilanggar dengan keras di kotak penalti.
Dirinya yang berada di pinggir lapangan sontak bereaksi dengan melompat sembari melakukan tendangan karate. Tentunya tendangan tersebut ia tak arahkan ke siapa-siapa, sang meneer melakukan hal itu karena merasa kesal.
“Saat itu pada 1995 di babak final Liga Champions, Ajax melawan AC Milan, dan saya melakukan tendangan sembari terbang. Kami menang 1-0, tetapi kami seharusnya mendapatkan penalti karena tekel keras kepada Litmanen,” kenangnya sembari tertawa seperti mengutip Soccerway, Minggu (17/1/2016).
“Saya sangat marah, jadi saya melakukan tendangan karate di pinggir lapangan. Itu saya lakukan hanya beberapa kaki dari ofisial keempat pertandingan. Saya ingin menunjukkan apa yang terjadi pada Litmanen. Itu seharusnya penalti, tetapi wasit tak memberikannya,” tutupnya.
Pada 1995 Van Gaal membawa Ajax melaju hingga ke babak final Liga Champions. Pada laga melawan AC Milan tersebut, ada satu momen yang membuatnya kesal yakni keputusan wasit yang tak memberikan penalti untuk timnya setelah Jari Litmanen dilanggar dengan keras di kotak penalti.
Dirinya yang berada di pinggir lapangan sontak bereaksi dengan melompat sembari melakukan tendangan karate. Tentunya tendangan tersebut ia tak arahkan ke siapa-siapa, sang meneer melakukan hal itu karena merasa kesal.
“Saat itu pada 1995 di babak final Liga Champions, Ajax melawan AC Milan, dan saya melakukan tendangan sembari terbang. Kami menang 1-0, tetapi kami seharusnya mendapatkan penalti karena tekel keras kepada Litmanen,” kenangnya sembari tertawa seperti mengutip Soccerway, Minggu (17/1/2016).
“Saya sangat marah, jadi saya melakukan tendangan karate di pinggir lapangan. Itu saya lakukan hanya beberapa kaki dari ofisial keempat pertandingan. Saya ingin menunjukkan apa yang terjadi pada Litmanen. Itu seharusnya penalti, tetapi wasit tak memberikannya,” tutupnya.