JAKARTA - Jumlah korban ledakan bom Sarinah, bertambah menjadi 34 orang setelah ada seorang warga asal Bekasi mengadu, jika dirinya menjadi korban atas ledakan bom bunuh diri pada, Kamis 14 Januari 2016.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak mengatakan korban luka itu atas nama Ahmad Sofyan yang mengadu lewat hotline pengaduan Polda Metro Jaya.
"Ada tambahan korban yang melaporkan diri atas Ahmad Sofyan dari Bekasi," tegas Musyafak di Polda Metro Jaya, Minggu (17/1/2016).
Musyafak menjelaskan, setelah Ahmad datang, pihaknya langsung melakukan serangkaian verifikasi untuk memastikan bahwa dia merupakan korban ledakan bom yang diduga dilakukan kelompok Bahrun Naim.
"Yang mana datang ke sini verifikasi dan periksa, kami mencocokan dan ternyata memang betul Ahmad Sofyan ada di TKP terkena serpihan bom di telinga di Starbuck," terangnya.
Menurut dia, saat itu Ahmad sedang mengantar sesuatu ke daerah yang dekat dengan Sarinah, Jakarta Pusat. Namun, ketika bom meledak, Ahmad belum merasakan luka dalam di telinganya.
"‎Tapi yang bersangkutan awalnya tidak merasakan. Kemudian korban berobat ke rumah sakit Mitra Keluarga untuk rawat jalan," tukasnya.

MADRID – Mantan pelatih Real Madrid, Fabio Capello, percaya Zinedine Zidane akan membawa Los Blancos meraih trofi Liga Champions. Capello yakin, kharisma Zidane sebagai pelatih bisa memabantu Madrid meraih kesuksesan.
Zidane bukan orang baru bagi publik Santiago Bernabeu. Menghabiskan lima musim sebagai pemain dan tiga tahun sebagai (sebagai asisten pelatih di bawah Carlo Ancelotti dan pelatih Madrid Castilla) menjadi bukti kecintaan Zidane terhadap klub asal Ibu Kota Spanyol tersebut.
Awal 2016, presiden Madrid, Florentino Perez, memutuskan untuk memilih Zidane menukangi Sergio Ramos dan kawan-kawan menggantikan Rafa Benitez. Memulai debut melawan Deportivo La Coruna di ajang La Liga pada 10 Januari 2016, Zizou langsung memberikan kemenangan 5-0 bagi para Madridista.
“Ia melakukan hal yang sangat baik di Castilla, tapi ia memiliki karisma yang bisa membawa Madrid berada di posisi puncak La Liga dan memenangkan Liga Champions,” ucap Capello, seperti dikutip dari FourFourTwo, Minggu (17/1/2016).
“Saat meraih trofi Liga Champions ke-10, Zidane bekerja dengan Carlo Ancelotti yang merupakan guru terbaik baginya. Carlo adalah salah satu pelatih terbaik dan Zidane banyak belajar darinya, seperti bagaimana mengatur pemain terkenal seperti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema dan membuat mereka selalu focus dalam pertandingan,” terangnya.

BERGEN - Sebagian besar pelajar tentu akan sangat senang ketika eSport game masuk dalam mata pelajaran di sekolah. Di Norwegia, hal tersebut benar-benar berlaku.
Garnes Vidaregaande Skule yang terletak di Bergen, Norwegia, akan memperkenalkan eSport mulai Agustus 2016 sebagai bagian dari kurikulum. Meski belum diputuskan, beberapa game yang mungkin diajarkan adalah League of Legends, Dota 2 dan Counter-Strike: Global Offensive.
Mata pelajaran tak wajib ini akan diajarkan lima jam tiap pekan, namun jelas waktu tersebut tak akan dipergunakan untuk bermain. Menurut manajer jurusan IPA, Petter Grahl Johnstad, permainan akan digunakan untuk melatih bagaimana bekerjasama dalam tim, fokus, dan mekanik.
"Permainan digunakan untuk melatih kemampuan fokus siswa untuk tetap fokus dalam periode yang lama selagi bermain. Tujuan kami tak hanya di game mekanik saja, tetapi juga bagaimana tim bekerja, teori yang berhubungan dengan motivasi sebagai profesional gamer dan yang terakhir adalah teamwork," jelasnya.
"Mengerti permainan adalah satu hal penting, namun jika komunikasi tidak bekerja di dalam tim, jika para pemain tak bisa percaya satu sama lain, maka Anda sama sekali tak memiliki apa pun menurut kami," tambahnya.
Yang terbaik dari kurikulum ini adalah siswa-siswa yang masuk dalam mata pelajaran tersebut akan mendapatkan video card Nvidia GeForce GTX 980Ti meski mereka harus mengisinya sendiri.

MANCHESTER – Pelatih Manchester United, Louis van Gaal, ternyata pernah juga melakukan tendangan karate layaknya yang dilakukan oleh legenda United Eric Cantona. Hal itu dia lakukan pada saat masih melatih Ajax Amsterdam.
Pada 1995 Van Gaal membawa Ajax melaju hingga ke babak final Liga Champions. Pada laga melawan AC Milan tersebut, ada satu momen yang membuatnya kesal yakni keputusan wasit yang tak memberikan penalti untuk timnya setelah Jari Litmanen dilanggar dengan keras di kotak penalti.
Dirinya yang berada di pinggir lapangan sontak bereaksi dengan melompat sembari melakukan tendangan karate. Tentunya tendangan tersebut ia tak arahkan ke siapa-siapa, sang meneer melakukan hal itu karena merasa kesal.

“Saat itu pada 1995 di babak final Liga Champions, Ajax melawan AC Milan, dan saya melakukan tendangan sembari terbang. Kami menang 1-0, tetapi kami seharusnya mendapatkan penalti karena tekel keras kepada Litmanen,” kenangnya sembari tertawa seperti mengutip Soccerway, Minggu (17/1/2016).
“Saya sangat marah, jadi saya melakukan tendangan karate di pinggir lapangan. Itu saya lakukan hanya beberapa kaki dari ofisial keempat pertandingan. Saya ingin menunjukkan apa yang terjadi pada Litmanen. Itu seharusnya penalti, tetapi wasit tak memberikannya,” tutupnya.

MANCHESTER – Dari top skor Eredivisie bersama PSV Eindhoven, performa Memphis Depay menurun musim ini bersama Manchester United. Apalagi Red Devils telah membelinya mahal di harga 25 juta poundsterling awal bursa transfer musim panas ini.
Asisten pelatih United, Ryan Giggs berulangkali kritis kepada sikap Memphis. Sementara legenda Belanda, Ruud Gullit melabelinya dengan status pembelian terburuk yang berlatih dengan gaya mewahnya.
Kritikan memang banyak berdatangan kepada Memphis. Tapi tak sepenuhnya bernada kritikan karena ada juga kepercayaan yang datang dan meyakininya kelak menjadi bintang dunia. Hal itu diungkapkan oleh penyerang Feyenoord, Colin Kazim-Richards.
Pemain asal Inggris juga melakukan hal yang sama saat pindah ke Fenerbahce dari Sheffield United pada 2007, kala itu usianya baru berumur 20 tahun. Kazim-Richards pun yakin Memphis yang saat ini berusia 21 tahun, masih memiliki waktu menunjukkan kualitasnya di Old Trafford.
“Dia (Memphis) hanya harus menunjukkan apa yang semuanya tahu, bahwa ia punya potensi untuk jadi salah satu pemain terbaik dunia. Orang-orang lupa apa yang telah ia lewati, dia baru berusia 21 tahun dan ini pertama kalinya dia hidup di luar Belanda,” ucap Kazim-Richards kepada De Telegraaf, Minggu (17/1/2016).
“Saya pergi dari rumah pada usia 20 tahun dan pergi ke salah satu klub terbesar di Turki, di mana fans seribu kali lebih buruk jika mereka pikir Anda tidak bagus. Tapi orang bisa sangat menyukai dan membencinya. Saya tahu persis apa yang ada di pikirannya karena saya pernah mengalaminya sepanjang karier,” paparnya.
“Terus kenapa jika dia membeli Rolls Royce! (brand mobil ternama di Inggris) lalu kenapa jika ia punya jam bagus atau perempuan ini dan itu. Apa masalahnya? Orang-orang harus menghargai Memphis. Dia mengenakan jersey nomor 7 yang legendaris di Manchester United. Datang dengan harga 30 juta euro, dan biarkan ia melewati proses ini,” cetus Kazim-Richards.